Atas dasar dan keinginan cinta; yang terus bertambah, semakin kencang berdegup di jantung dan kedua belah dada. Seperti gendang yang mahu perang. Laksana orang yang sedang jatuh cinta, ingin terus dekat, mendekati, dan mendalami kepada yang dicintainya. Begitu juga rasa cinta ini pada al-Quran. Cinta yang dalam dan melekat di hati.
Ada keinginan, kerinduan, dan cinta. Selama ini ada di hati, namun belum diungkapkan melalui sanubari. Selama ini juga tersimpan di dada, namun belum terbuka. Malu-malu dan tersipu-sipu rasanya untuk menyampaikan sesuatu yang terpendam lama kerana cinta. Tetapi atas niat yang tulus, bersih, dan suci melalui kalam ini, izinkan aku mencintaimu. Berikan keizinan untuk aku berani mengungkapkan kejujuran di hati sanubari ini.
Aku memberanikan diri mengucapkan ini, dengan membaca doa terlebih dahulu, agar lidahku tidak kaku dan kelu. “Ya Rabb, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.” (Surah Thaha, ayat 25 hingga 28)
Biar aku berani mengatakan hasrat yang ada di dada. Kian berkecamuk membuat jantung terus berdegup. Kuatkan hati ini. Aku cinta al-Quran. Izinkan ya Rabb. Amiin Yaa Robbal’aalamiin.